Politeknik Pariwisata Makassar (Poltekpar Makassar) adalah perguruan tinggi di bawah Kementerian Pariwisata RI yang fokus mencetak profesional unggul di bidang pariwisata.

Berdiri sejak 1991, Poltekpar Makassar telah mengalami transformasi dari Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata, Akademi Pariwisata hingga menjadi Politeknik Pariwisata pada tahun 2015.

Dengan akreditasi “BAIK SEKALI” dari BAN-PT dan 8 program studi unggulan, Poltekpar Makassar terus berinovasi melalui kurikulum berbasis industri dan fasilitas modern, siap mencetak lulusan berdaya saing global.

Sejarah Berdirinya Poltekpar Makassar

Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata (BPLP) yang diresmikan tanggal 18 September 1991 merupakan cikal bakal Politeknik Pariwisata Makassar saat ini. BPLP Ujung Pandang merupakan prakarsa Bapak Ir. Yonathan L. Parapak yang saat itu menjabat Sekjen Deparpostel dan Bapak Prof. Dr. Ahmad Amiruddin selaku Gubernur Sulawesi Selatan dengan Direktur Pertama Bapak Alm. Drs. I Wayan Bendhi. Pendirian BPLP di Ujung Pandang dimaksudkan untuk menjawab kekurangan tenaga profesional di bidang kepariwisataan.

Pada awalnya (BPLP) Ujung Pandang didirikan, dengan program sertifikat. Baru setahun kemudian membuka program pendidikan dengan jenjang pendidikan Diploma 2 untuk program studi Kantor Depan, Tata Graha, Tata Hidangan dan Tata Boga.

Setelah meluluskan alumni program diploma 2 yang pertama pada tahun 1994 selanjutnya BPLP membuka program diploma 2 Usaha Perjalanan Wisata dan Diploma 3 (D3) lanjutan (1 Tahun) dari program Diploma 2 (D2), perhotelan. Selain itu, BPLP juga melakukan pelatihan usaha pariwisata dan manajemen kepariwisataan bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kawasan Timur Indonesia.

Dua tahun kemudian, perguruan ini membuka jenjang Diploma III (D3) dengan program studi Manajemen Divisi Kamar, Manajemen Tata Hidangan, Manajemen Tata Boga, Manajemen Usaha Perjalanan. Pada tahun yang sama dilakukan kerjasama dengan British Council dalam hal bantuan tenaga pengajar.

Pada tahun 1997 perguruan ini berubah nama menjadi Akademi Pariwisata (AKPAR) Makassar sesuai keputusan menteri KM.27/OT.001/MPPT97. Saat itu juga dilaksanakan kerjasama dengan (Japan International Cooperation Agency (JICA) dan ALLIANCE Francaise dalam hal bantuan tenaga pengajar dan sarana pembelajaran. Selanjutnya AKPAR Makassar menjalin kerjasama dengan AUSAID melalui bantuan tenaga pengajar dan MARA Institute (Malaysia) dalam pengiriman tenaga pengajar.

Sebagai pengembangan kerjasama sebelumnya, Akademi Pariwisata Negeri Makassar ditunjuk oleh AUSAID sebagai Makassar Tourism Training Project dengan Pilot Project selama empat tahun. Implementasi kerjasama tersebut adalah pelatihan dan pengujian berbasis kompetensi di bidang pariwisata dan sekaligus mengirim 12 dosen untuk belajar di Canberra Institute of Technology – Australia.

Pada tahun 2007, AKPAR Makassar menjalin kerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional tentang Workshop Nasional sinergi Akademi Pariwisata Makassar dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Setelah itu, Akpar Makassar memperoleh akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional untuk semua jurusan yang ada.

Selang setahun kemudian, AKPAR Makassar menempati kampus baru di Jl. Gunung Rinjani di kawasan Kota Mandiri Tanjung Bunga. Sebelumnya, kampus AKPAR Makassar berlokasi di Jl. Cenderawasih. Kampus baru tersebut berdiri di atas areal seluas kurang lebih 16 hektar dan dilengkapi dengan sederet fasilitas belajar mengajar, sarana laboratorium yang berstandar internasional.

Pada tahun 2009 Akademi Pariwisata Negeri Makassar Membuka Program Diploma IV Afiliasi dengan STP Nusa Dua Bali serta memperoleh lisensi dari BNSP untuk mengoperasikan Lembaga Sertifikasi Pariwisata (LSP).

Pada tahun 2015 Akademi Pariwisata Makassar beralih status menjadi Politeknik Pariwisata Makassar. Peresmian perubahan status tersebut dihadiri langsung oleh menteri Pariwisata Republik Indonesia Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc.