Politeknik Pariwisata Makassar Sukses Gelar ICTC 2025

Politeknik Pariwisata Makassar sukses menyelenggarakan International Conference on Tourism and Communication (ICTC) 2025 pada tanggal 24 Mei 2025 secara hybrid, bertempat di Hotel Best Western Plus Makassar. Konferensi ini mempertemukan akademisi, praktisi, dan peneliti dari berbagai negara untuk berdiskusi mengenai masa depan pariwisata dan komunikasi lintas disiplin.

Konferensi dibuka dengan laporan dari Direktur Poltekpar Makassar, Dr. Herry Rachmat Widjaja, yang menekankan pentingnya forum internasional ini sebagai ruang strategis untuk bertukar gagasan dan memperkuat komitmen institusi dalam mendorong pariwisata berkelanjutan berbasis budaya.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang SDM dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Ir. Martini Mohamad Paham, M.B.A. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan tiga pesan utama yang menjadi roh konferensi tahun ini: Preserving Cultures sebagai upaya menjaga jiwa bangsa, Empowering Communities untuk menjadikan masyarakat dari penonton menjadi pelaku, dan Enhancing Experiences yang mendorong pariwisata dari sekadar destinasi menuju transformasi yang bermakna.

ICTC 2025 menghadirkan pembicara utama dari berbagai negara, di antaranya Prof. Dr. Singhanat (Kenny) Nomnian dari Thailand, Associate Prof. Madya Dr. Noor Aireen Binti Ibrahim dari Malaysia, Professor Khusen Ibragimov, Ph.D dari Uzbekistan, serta Associate Prof. Muhammad Arfin Muhammad Salim, Ph.D dari Indonesia. Kehadiran para tokoh ini memperkaya perspektif dalam diskusi lintas budaya dan kebangsaan.

Konferensi ini juga menghadirkan sesi paralel yang diikuti oleh 48 kelompok peneliti terpilih yang telah mengirimkan karya ilmiahnya. Sesi ini menjadi ajang berbagi riset, ide, serta solusi inovatif yang diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan sektor pariwisata.

Poltekpar Makassar menegaskan kembali komitmennya sebagai pusat keunggulan pendidikan tinggi vokasi pariwisata yang inklusif, kolaboratif, dan berorientasi pada pengembangan marine tourism berbasis kearifan lokal dan kerja sama internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *